Halaman

Sabtu, 19 Maret 2011

Fase Kedua: Setelah Anak Lahir

Yang kami maksud dari fase ini adalah hari-hari pertama kelahiran anak dan lingkungan sosial pertama baginya. Periode ini sangat berpengaruh dalam pembentukan jasmani, perkembangan nalar, dan kemam-puan sosialisasi sang anak. Keseimbangan mental dan kematangan sikap anak di masa mendatang juga tergantung pada periode ini. Karena itu, konsep Islam memberikan perhatian ekstra kepada anak sejak hari-hari pertama kelahirannya dengan mengajarkan orang tua untuk melakukan beberapa hal berikut ini.
1. Acara Syukuran

Acara syukuran ini diadakan antara hari pertama kelahiran anak hingga hari ketujuh, demi menjaga kesehatan dan keselamatan lahir-batin sang bayi. Acara pertama yang harus dilaksanakan oleh orang tua anak adalah memperdengarkan nama AllahSWT di telinga anak. Imam Ja’far bin Muhammad Shadiq a.s. berkata,

قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلّم : من ولد له مولود فليؤذن في أذنه اليمنى بأذان الصلاة , وليقم في اليسرى فإنها عصمة من الشيطان الرجيم

Artinya: Rasulullah SAWW bersabda, “Jika seseorang diberi anugerah anak oleh Allah SWT, hendaknya ia mengumandangkan suara azan di telinga kanan anaknya itu dan iqamah di telinga kirinya karena hal tersebut dapat menjauhkannya dari bisikan dan godaan syetan yang terkutuk. [1]

Dalam banyak kesempatan Rasulullah berpesan kepada Imam Ali a.s. untuk membaca azan dan iqamah di telinga anak yang dilahirkan. Ini menunjukkan betapa masalah ini merupakan masalah yang penting dan serius. Beliau SAWW bersabda,

يا علي إذا ولد لك غلام أو جارية فأذّن في أذنه اليمنى وأقم في اليسرى فإنه لا يضرّه الشيطان أبدا

Artinya: Ya Ali, jika engkau dianugerahi anak, laki-laki atau perempuan, bacalah azan di telinga kanannya dan iqamah di telinga kirinya, dengan demikian ia akan selamat dari godaan syetan selama-lamanya.[2]

Terjaganya anak dari godaan syetan berarti bahwa ia selamat dari penyimpangan terhadap nilai-nilai Islam. Pesan-pesan Rasulullah SAWW tersebut, meskipun tidak pernah dibahas oleh pakar psikologi dan ilmu pendidikan masa kini, sudah sepantasnya dipatuhi oleh umat Islam.

Acara kedua adalah acara pemberian nama. Islam mengajarkan kepada kita untuk memberikan nama yang terbaik bagi putra dan putri kita. Sebaik-baik nama adalah Muhammad, nama Nabi Besar umat Islam. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,

لا يولد لنا ولد إلاّ سمّيناه محمدا فإذا مضى لنا سبعة أيام فإن شئنا غيّرنا وإن شئنا تركنا

Artinya: Tidak satupun anak laki-laki yang lahir di keluarga kami kecuali kami menamakannya Muhammad. Setelah lewat tujuh hari, kami baru dapat mengganti nama tersebut atau menetapkannya.[3]

Rasulullah SAWW dalam hadisnya menekankan hal ini. Beliau bersabda,

من ولد له أربع أولاد لم يسمّ أحدهم باسمي فقد جفاني

Artinya: Jika seseorang dikaruniai empat orang anak lelaki tetapi tidak menamakan satupun dari anak-anaknya itu dengan namaku, berarti dia telah membenciku.[4]

Para Imam Suci Ahlul Bait a.s. menganjurkan kaum muslimin untuk memberi anak-anak mereka nama-nama seperti Abdur Rahman dan semua nama yang menunjukkan penghambaan kepada Allah, Muhammad, Ahmad, Ali, Hasan, Husain, Ja’far, Thalib, Fathimah.[5] Sebaliknya mereka tidak menyenangi nama-nama seperti Hakam, Hakim, Khalid, Malik, Harits.[6]

Nama-nama yang baik akan menyelamatkan anak dari ejekan teman-temannya. Dengan demikian, anak tidak akan merasa memiliki kekurangan dalam hal ini. Sebaliknya, nama-nama yang jelek akan mengakibatkan hal-hal yang kurang baik.

Acara syukuran selanjutnya yang dianjurkan dalam Islam adalah akikah, yaitu menyembelih kurban kambing atau binatang sembelihan lainnya demi keselamatan anak dan mencukur habis rambut bayi. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,

عقّ عنه واحلق رأسه يوم السابع وتصدّق بوزن شعره فضّة

Artinya: Berakikahlah dan cukur rambut anakmu itu pada hari ketujuh, lalu bersedekahlah perak seberat rambutnya.[7]

Akikah yang tidak lain adalah sedekah, dapat menolak bala’ dari sang anak dan menjaganya dari marabahaya. Selain itu, akikah juga meninggalkan kesan tersendiri pada diri anak setelah ia dewasa nanti dengan mengetahui bahwa orang tuanya telah memberikan perhatian yang besar atas kelahirannya. Hal itu juga akan membuat kenangan tersendiri bagi mereka yang mendapatkan bagian daging akikah tersebut terhadap anak itu nantinya.

Salah satu acara syukuran lainnya yang diperintahkan dalam agama Islam adalah mengkhitan anak laki-laki. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,

اختنوا أولادكم لسبعة أيام فإنه أطهر وأسرع لنبات اللحم ...

Artinya: Khitanlah anak kalian pada hari ketujuh, karena hal itu lebih bersih untuknya dan mempercepat tumbuhnya daging. [8]
2. Perhatian terhadap ASI

Susu merupakan makanan terpenting dan sumber kehidupan satu-satunya bagi bayi di bulan-bulan pertama usianya. Susu terbaik untuk anak adalah air susu ibu karena dengan menyusui terjadilah kontak cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. Ibu adalah orang yang paling mampu memberikan cinta dan kehangatan yang sesungguhnya kepada anak dengan naluri keibuannya yang diberikan Allah kepadanya.

“Ibulah yang dapat memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang yang didambakan anak sejak hari-hari pertama masa menyusui”.[9]

“Dengan menyusui, hubungan cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak akan semakin erat dan akan membuat anak merasa tenang dan aman”.[10]

Riwayat-riwayat Ahlul Bait a.s. dan wejangan-wejangan yang mereka berikan kepada umat Islam banyak menekankan keutamaan air susu ibu bagi anak. Imam Amirul Mu’minin Ali a.s. berkata,

ما من لبن يرضع به الصبي أعظم بركة عليه من لبن أمّه

Artinya: Tidak ada air susu yang lebih berbarakah bagi anak bayi dari air susu ibunya sendiri. [11]

Riset ilmiah telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Selain itu, dengan menyusui anak akan merasa aman dan tenang berada di dalam pelukan ibunya. Pada saat-saat ketika praktek menyusui tidak mungkin dilakukan karena sedikitnya air susu ibu, atau karena ibu sedang sakit, atau ketiadaan ibu karena bercerai atau meninggal dunia, Ahlul Bait memerintahkan untuk memilih ibu susu yang memiliki kriteria tertentu.

Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkata,

انظروا من ترضع أولادكم فإن الولد يشبّ عليه

Artinya: Hati-hatilah kalian dalam memilih ibu susu untuk anak kalian karena air susu yang diminumnya akan mempengaruhi jalan kehidupannya. [12]

Baik air susu maupun ibu yang menyusui berpengaruh pada perkembangan jasmani dan ruhani anak. Riset ilmiah yang dilakukan oleh para ahli pun membenarkan hal tersebut.

Ada beberapa kriteria bagi ibu susu yang dijelaskan oleh para imam suci Ahlul Bait a.s. Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,

استرضع لولدك بلبن الحسان وإياك والقباح فإن اللبن قد يعدي

Artinya: Susukanlah anak kalian pada wanita yang cantik dan jangan kalian susukan kepada wanita yang buruk rupa karena air susu akan berpengaruh pada parasnya.[13]

Beliau juga mengatakan,

عليكم بالوضاء من الظؤرة فإن اللبن يعدي

Artinya: Carilah ibu susu yang bersih dan cantik karena air susu akan berpengaruh pada anak. [14]

Ada larangan dari Ahlul Bait a.s. untuk menyusukan anak pada beberapa wanita, di antaranya wanita Majusi. Abdullah bin Hilal berkata, “Aku pernah bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq a.s. tentang menyusukan anak pada wanita Majusi. Beliau menjawab,

لا , ولكن أهل الكتاب

Artinya: Jangan! Tapi susukanlah anakmu itu pada wanita Ahlul Kitab. [15]

Kaum muslimin dapat memberikan anak mereka kepada wanita Ahlul Kitab (Yahudi atau Nasrani) untuk disusui dengan syarat mereka harus melarang wanita tersebut meminum minuman keras. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,

إذا أرضعن لكم فامنعوهنّ من شرب الخمر

Artinya: Jika wanita Ahlul Kitab akan menyusui anakmu, pertama kali, laranglah ia dari minuman keras. [16]

Ali bin Ja’far berkata, “Aku pernah bertanya kepada abangku, Imam Musa Kadzim a.s. tentang wanita Yahudi dan Nasrani yang menjadi ibu susu padahal mereka meminum arak. Beliau menjawab,

امنعوهنّ من شرب الخمر ما أرضعنّ لكم

Artinya: Selagi mereka menyusui anakmu, laranglah mereka meminum minuman keras. [17]

Imam Ja’far Shadiq a.s. melarang kita untuk menyusukan anak pada wanita pelacur dan wanita yang memiliki air susu hasil dari perzinaan. Beliau berkata,

لا تسترضعها ولا ابنتها

Artinya: Jangan kau susukan anakmu pada wanita itu dan juga pada anaknya. [18]

Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,

لبن اليهودية والنصرانية والمجوسية أحب إليّ من لبن ولد الزنا

Artinya: Air susu wanita Yahudi, Nasrani, dan Majusi lebih aku sukai dari air susu anak zina. [19]

Hikmah dari larangan tersebut adalah karena air susu sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Wanita pezina selalu hidup dalam keresahan hati dan ketidak-tenangan. Ia selalu dihantui oleh perasaan bersalah dan berdosa pada Tuhan sejak hari pertama terbentuknya janin di rahimnya. Semenjak saat itu sampai ia melahirkan, perasaan yang tidak menentu selalu hadir di hatinya. Kondisi jiwa dan mental seperti itu sangat berpengaruh pada kestabilan mental dan keseimbangan jiwa anaknya. Karena itulah, air susu anak hazil zina pun tidak baik bagi anak kita.

Dalam sebuah hadis di sebutkan bahwa Rasulullah SAWW mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap air susu wanita pelacur dan wanita gila. Beliau bersabda,

توقوا على أولادكم من لبن البغيّة والمجنونة فإن اللبن يعدي

Artinya: Jagalah anak kalian dari air susu wanita pezina dan wanita gila karena air susu akan meninggalkan kesannya pada anak tersebut. [20]

Rasulullah SAWW juga bersabda,

لاتسترضعوا الحمقاء فأن الولد يشبّ عليه

Artinya: Jangan kalian susukan anak kalian pada wanita yang dungu karena anak akan terpengaruh oleh air susunya. [21]

Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,

إن عليّا كان يقول : لاتسترضعوا الحمقاء , فإن اللبن يغلب الطباع

Artinya: Imam Ali AS sering mengatakan, “Jangan kalian susukan anak kalian pada wanita dungu, karena air susu akan mendominasi tabiat sang anak.” [22]

Para pakar psikologi menekankan agar para ibu hendaknya dalam keadaan yang tenang saat menyusui, lalu menyentuh kening anaknya dengan lembut. Selain itu mereka menyebutkan bahwa ibu tidak boleh memaksa anaknya untuk menghadap ke payudaranya, karena dikhawatirkan hal itu akan mengejutkan dan mem-bingungkan anak.[23]

Dalam konsep yang diajarkan oleh Ahlul Bait a.s. disebutkan juga tata cara dan masa menyusui. Mereka menegaskan bahwa cara menyusui anak adalah dengan memberikan kedua payudara ibu ke pada anak secara bergantian dan masa menyusui hendaknya tidak kurang dari dua puluh satu bulan.

Imam Ja’far Shadiq a.s. kepada Ummu Ishaq binti Sulaiman mengatakan,

يا أم إسحاق لا ترضعيه من ثدي واحد وأرضعيه من كليهما يكون أحدهما طعاما والآخر شرابا

Artinya: Wahai Ummu Ishaq, jangan kau susui anak dengan satu payudara saja. Susuilah dari keduanya secara bergantian karena salah satu payudara mengeluarkan makanan bagi anak dan lainnya mengeluarkan minuman untuknya. [24]

Dalam riwayat lain beliau juga mengatakan,

الرضاع واحد وعشرون شهرا فما نقص فهو جور على الصبي

Artinya: Masa menyusui adalah dua puluh satu bulan. Jika kurang dari masa ini berarti anak tersebut telah dizalimi haknya. [25]

Masa yang cukup panjang ini sangat baik bagi per-kembangan mental dan psikis anak karena masa menyusu adalah masa yang sangat sensitif bagi anak dan masa yang membentuk kepribadiannya. Saat sang ibu mendekapnya, ia akan merasakan cinta dan kehangatan.

Mengenai hal ini Profesor Louis Cablan menegaskan, “Anak yang mendapatkan curahan kasih sayang yang cukup dari ibu pada tahun pertama dan kedua dari usianya akan selalu merasa aman. Pada umumnya anak seperti ini tidak akan merasa gelisah atau takut. Dengan mudah ia dapat beradaptasi saat menginjak usia tiga- empat tahun. Anak yang selalu merasa aman memiliki kestabilan mental dan mudah bergaul dengan siapa saja dan bergabung dengan anak-anak seusianya”. [26]

Salah satu hal yang penting bagi anak di masa-masa seperti ini adalah nyanyian anak-anak, karena hal itu sangat membantu mempercepat kemampuan berbahasa dan perkembangan mentalnya di masa mendatang. Fathimah Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAWW, sering membawakan nyanyian berikut ini untuk anaknya Al-Hasan.

Wahai Hasan, contohlah ayahmu Ali

Uraikan tali yang membelenggu agama Ilahi

Sembahlah Tuhan Yang Maha Pemberi

Jangan kau turuti kaum pendengki

Untuk anaknya Al-Husain, beliau bersenandung,

Kau mirip ayahku, Nabi

Dan tak mirip ayahmu, Ali [27]

Ahlul Bait a.s. sangat menekankan pentingnya menjalin hubungan cinta dan kasih sayang antara ayah dan ibu dan menghindari segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kestabilan emosional keduanya secara khusus karena kondisi mental dan emosional mereka berhubungan langsung dengan kejiwaan anak di masa menyusui. Ahlul Bait a.s. sering berpesan untuk memperhatikan menu makanan ibu yang sedang menyusui karena kuantitas dan kualitas air susu bergantung kepada makanan yang ia makan. Dalam banyak hadis disebutkan bahwa kurma adalah makanan terbaik bagi ibu menyusui. Rasulullah SAWW bersabda,

ليكن أوّل ما تأكل النفساء الرطب

Artinya: Makanan pertama yang paling baik dimakan oleh wanita yang baru melahirkan adalah kurma ruthab.

Lalu ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, kalau belum datang musim ruthab?” Beliau menjawab,

سبع تمرات من تمر المدينة فإن لم يكن فسبع تمرات من تمر أمصاركم

Artinya: Tujuh butir kurma Medinah. Jika tidak ada, tujuh butir kurma negeri kalian sendiri. [28]

Imam Ja’far Shadiq a.s. menganjurkan untuk memakan satu jenis kurma, yaitu kurma Barni. Beliau mengatakan,

اطعموا البرني نسائكم في نفاسهن تحلم أولادكم

Artinya: Berilah isteri kalian yang baru melahirkan kurma Barni karena dapat membuat anak kalian berhati lembut.[29]

Riwayat yang lain menyebutkan bahwa beliau berkata,

اطعموا نسائكم التمر البرني في نفاسهن تجمّلوا أولادكم

Artinya: Berilah isteri kalian yang baru melahirkan kurma Barni karena dapat mempercantik paras anak kalian. [30]

Ahlul Bait a.s. dalam banyak riwayat menyebutkan daftar makanan yang baik untuk pertumbuhan dan kesehatan.[31] Di antaranya adalah roti untuk mencegah datangnya penyakit, bubur gandum untuk menumbuhkan daging, menguatkan tulang dan memudahkan percernaan, bubur kacang adas untuk menurunkan darah tinggi dan mengurangi temperatur badan, daging untuk mengurangi rasa amarah, bubur daging untuk menyegarkan badan dan membuatnya penuh energi, buah zaitun untuk mengeluarkan angin dari tubuh, anggur untuk mengurangi amarah, dan buah pir untuk menguatkan jantung.

Selain itu Ahlul Bait a.s. menekankan pentingnya madu, telur, susu, dan semua jenis buah-buahan. Semua faedah yang dihasilkan makanan-makanan di atas juga akan didapatkan oleh bayi melalui air susu yang ia minum.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah sebagai berikut.

Pertama, anak harus mendapatkan air susu ibunya. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, dianjurkan untuk mencari ibu susu mukmin dan sehat lahir batin. Namun bila ibu susu dengan kriteria tersebut tidak didapatkan, kita diperbolehkan untuk mengambil ibu susu yang tidak beragama agama Islam dengan syarat melarangnya meminum minuman keras dan memakan atau meminum segala sesuatu yang dapat membahayakan keselamatan anak.

Kedua, kestabilan mental dan emosional ibu dan kesehatan jasmaninya haruslah diperhatikan. Selain itu, untuk mendapatkan air susu dalam jumlah yang banyak dan berkualitas tinggi, dianjurkan agar ibu memakan makanan yang mengandung banyak gizi karena hal itu sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan psikis anak.

[1]Al-Kafi 6: 24, hadis ke-6.

[2]Tuhaf Al-‘Uqul:17

[3]Al-Kafi 6:18, hadis ke-4

[4]Ibid, hadis ke-6

[5]Ibid:19

[6]Ibid:21.

[7]Ibid:27, hadis ke-1

[8]Ibid:34, hadits ke-1

[9]Muhammad Taqi Falsafi, Al-Thifl Bain Al-Wiratsah wa Al-

Tarbiah 2:82.

[10]Qamus Al-Thifl Al-Thibbi:11-16.

[11]Al-Kafi 6:40, hadis ke-1

[12]Ibid:44, hadis ke-1

[13]Ibid, hadis ke-12

[14]Ibid, hadis ke-13

[15]Ibid hal: 42 hadis ke-2.

[16]Ibid hadis ke-3.

[17]Wasail Asy-Syiah 21:465, hadis ke-7

[18]Al-Kafi 6:42, hadis ke-1

[19]Ibid, hadis ke-5

[20]Makarim Al-Akhlaq:223

[21]Ibid:237

[22]Ibid

[23]Qamus Al-Thifl Al-Thibbi:33

[24]Al-Kafi 6:40, hadis ke-2

[25]Ibid, hadis ke-3

[26]Qamus Al-Thifl Al-Thibbi:257

[27]Bihar 43:286

[28]Al-Kafi 6:22, hadis ke-4

[29]Ibid, hadis ke-5

[30]Makarim Al-Akhlaq:169

[31]Al-Kafi 6:305 dst.

Tidak ada komentar: